Metode Pembelajaran Kurikulum 2013 (Kurtilas)
Selasa, 02 Februari 2016
Metode Pembelajaran Kurikulum 2013 (Kurtilas)
Discovery Learning
Tahap
|
Aktivitas Guru dan Peserta
Didik
|
Tahap 1
Menyediakan fakta awal untuk diamati peserta didik
|
Guru menyajikan beberapa contoh
dan bukan contoh dari suatu
konsep sehingga peserta didik
merasa tertarik untuk
bertanya lebih
jauh.
|
Tahap 2
Mengklasifikasikan fakta yang
diusulkan peserta didik
|
Guru mendoron anak
untukmenanyakan fakta tambahan dan guru meresponnya dengan mengatakan “contoh” atau “bukan
contoh” sehingga peserta didik memperoleh lebih banyak contoh
dan bukan contoh.
|
Tahap 3
Menganalisis fakta dengan mencari polanya
|
Guru menata contoh
contohnya saja,
dan mengajak peserta didik
untuk menemukan kesamaan daricontoh contoh tersebut
|
peserta didik untuk menemukan
kesamaan dari
contoh contoh tersebut
|
|
Tahap 4
Menghasilkan dugaan tentang maksud
dari fakta yang diberikan
|
Guru mengajak peserta didik untuk
merumuskan dugaan mereka tentang konsep yang dipelajari dari contoh-contohnya
tersebut
|
Tahap 5
Memfasilitasi peserta didik untuk
berbagi hasil penalaran (dugaannya)
|
Guru mengajak kelompok-kelompok
untuk berbagi dugaannya dan mendiskusikan sehingga diperoleh dugaan bersama
|
Tahap 6
Mendorong peserta didik untuk
menyimpulkan
|
Guru memberikan penegasan tentang
maksud dari konsep itu
|
Tahap 7
Membantu peserta didik lebih mantap
memahami konsepnya
|
Guru memberikan latihan-latihan
untuk memantapkan pemahaman peserta didik
|
Sesuai dengan namanya,
maka dalam pembelajran dengan metode penemuan, peserta didik dituntut untuk menemukan sesuatu. Biasanya sesuatu yang ditemukan itu adalah
konsep. Artinya dengan belajar
penemuan, anak-anak tidak diberi tahu terlebih dahulu
konsepnya, dan setelah mereka mengamati, menanya, menalar, dan mencipta serta mencoba mereka akhirnya menemukan
konsep itu.
Sebagai contoh, ketika kita mengajarkan
bilangan prima dengan metode penemuan,
maka yang akan diberikan mula-mula kepada peserta didik peserta didik adalah beberapa
contoh dan bukan contoh dari prima. Setelah dipandang cukup memadai, peserta didik
diminta untuk mengumpulkan contoh-contoh
dari bilangan prima itu, dan menemukan polanya serta menyimpulkan apa yang
dimaksud dengan bilangan prima. Jadi definisi bilangan prima, kalau dengan metode penemuan ini, ditemukan
oleh peserta didik, bukan hasil dari diberi tahu guru atau membaca definisi di buku.
Catatan:
Pembelajaran dengan Metode Penemuan merupakan
metode yang tidak menuntut waktu yang lama. Ia bisa digunakan
dalam satu kali tatap muka.
Dari model-model pembelajaran
yang telah diuraikan di atas, model pembelajaran dengan metode penemuan bisa diterapkan
untuk kegiatan sehari- hari. Sedangkan Project
Based Learning
dan Problem Based Learning
lebih cocok digunakan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang dikembangkan pada konsep kurikulum 2013...untuk metode lainnya akan dibahas pada pertemuan selanjutnya."